Viral! Kejaksaan Negeri Manado Selidiki Korupsi Dana KONI Sulut Rp15 Miliar

SULUTVIRAL.COM – Insiden runtuhnya proyek perhiasan palsu di Gedung KONI Sulut akibat gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter pada Senin lalu telah memicu respons intensif dari pihak berwenang. Kejaksaan Manado telah memulai pengumpulan informasi dan keterangan terkait peristiwa ini, yang disebut sebagai Pulbaket.

Sumber resmi mengungkapkan bahwa Kejaksaan telah memanggil beberapa pihak terkait pada Selasa malam untuk dimintai keterangan. Informasi ini tidak disangkal oleh Kejaksaan Manado, yang mengonfirmasi bahwa proses Pulbaket sedang berlangsung.

Gempa dengan kekuatan 5,9 SR mengguncang Sulawesi Utara pada Senin malam, tanggal 11 September 2023. Gempa ini menyebabkan kerusakan pada bagian eksterior Gedung KONI. Meskipun tidak ada korban jiwa, insiden ini membuka dugaan terhadap kontraktor yang sebelumnya dianggap mendapat perlakuan istimewa dari penguasa daerah.

Seorang pria bernama HM, yang telah terlibat dalam beberapa laporan dugaan korupsi, disebut-sebut memiliki hubungan yang kuat dengan pejabat daerah dan dianggap kebal terhadap hukum. Bahkan, dalam beberapa kasus, ia berhasil menghindari penegakan hukum, sementara direktur perusahaan yang ia pinjamkan namanya malah menjadi tersangka korupsi.

Baca Juga:  Viral! Bertemu Mahasiswa Indonesia yang Berkuliah di New York City, Menteri AHY Jelaskan Arti Penting Kepastian Hak Atas Tanah

Sumber resmi lainnya mengungkapkan bahwa proyek rehabilitasi Gedung KONI adalah proyek putra sulung seorang pejabat daerah, yang kemudian mempercayakan proyek ini kepada HM. Kualitas proyek ini telah menjadi sorotan sejak awal pembangunan pada tahun 2021.

Sebagai respons terhadap realisasi proyek yang meragukan ini, berbagai elemen masyarakat mendesak kepolisian, kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyelidiki keruntuhan beberapa bagian bangunan tersebut. Mereka mendesak penegakan hukum mengenai dugaan kesalahan dalam konstruksi bangunan dan pengurangan material selama pembangunan.

Pengurus organisasi masyarakat sipil dan LSM, termasuk Independen Nasionalis Anti Korupsi (INAKOR), Rakyat Anti Korupsi (RAKO), Waraney Santiago Indonesia (WSI), dan banyak lainnya, bergabung dalam tuntutan ini. Mereka meminta pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan sesuai kewenangan mereka.

Kesimpulannya, berbagai elemen masyarakat mendesak penegakan hukum untuk menyelidiki dugaan kesalahan konstruksi dan potensi korupsi dalam pembangunan Gedung KONI yang baru-baru ini mengalami kerusakan akibat gempa. Mereka menuntut transparansi dan keadilan dalam mengungkap penyebab runtuhnya beberapa bagian bangunan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *