Grafik Investasi.

VIRAL! Investasi Internasional Indonesia Kuartal II/2023 Turun

SULUTVIRAL.COM – Bank Indonesia (BI) telah melaporkan bahwa pada kuartal II/2023, Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat penurunan kewajiban neto. Pada akhir kuartal II/2023, PII Indonesia memiliki kewajiban neto sebesar US$253,3 miliar, mengalami penurunan dari US$254,0 miliar pada akhir kuartal I/2023.

Penurunan kewajiban neto ini terutama disebabkan oleh penurunan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih besar daripada penurunan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN). Posisi KFLN Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,6 persen perbandingan kuartal (qtq) menjadi US$716,0 miliar pada akhir kuartal II/2023 dari US$720,1 miliar pada akhir kuartal I/2023. Penurunan ini terutama terkait dengan kewajiban investasi portofolio dan investasi lainnya karena pembayaran surat utang dan pinjaman luar negeri yang jatuh tempo.

Sementara itu, kewajiban investasi langsung meningkat karena optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik yang stabil di tengah ketidakpastian keuangan global. Perkembangan KFLN juga dipengaruhi oleh penurunan nilai instrumen keuangan domestik dan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang global, termasuk Rupiah.

Posisi AFLN Indonesia juga mengalami penurunan karena transaksi cadangan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi likuiditas valas perbankan. Posisi AFLN pada akhir kuartal II/2023 sebesar US$462,7 miliar, mengalami penurunan 0,7 persen qtq dari US$466,1 miliar pada akhir kuartal sebelumnya. Penurunan ini terutama terkait dengan penurunan aset cadangan devisa karena kebutuhan untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan likuiditas valas perbankan yang lebih tinggi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Meskipun demikian, Bank Indonesia menganggap bahwa PII Indonesia tetap stabil, tercermin dari rasio kewajiban neto PII terhadap PDB yang turun sedikit menjadi 18,7 persen pada kuartal II/2023 dari 19,0 persen pada kuartal sebelumnya. Kewajiban PII Indonesia didominasi oleh instrumen berjangka panjang (94,2 persen), terutama dalam bentuk investasi langsung.

Bank Indonesia percaya bahwa kinerja PII Indonesia akan tetap solid seiring dengan upaya pemulihan ekonomi nasional setelah pandemi Covid-19, yang didukung oleh sinergi kebijakan BI, pemerintah, dan otoritas terkait lainnya. Namun, BI tetap waspada terhadap potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *