VIRAL! Kemlu Berkomentar tentang Dugaan Penjualan Senjata RI ke Junta Myanmar

SULUTVIRAL.COM – Kementerian Luar Negeri Indonesia mengumumkan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan terhadap dugaan transaksi penjualan senjata dari Indonesia ke Myanmar. Juru bicara Kemlu RI, Lalu Muhamad Iqbal, menyatakan bahwa mereka sedang mengkaji laporan ini dan menyebut bahwa penyelidikan akan memerlukan waktu karena melibatkan verifikasi dari banyak pihak.

Pernyataan Iqbal ini merupakan tanggapan terhadap laporan yang dibuat oleh Marzuki Darusman, mantan Jaksa Agung Indonesia yang pernah memimpin misi pencarian fakta PBB terkait situasi di Myanmar. Marzuki menduga bahwa terjadi transaksi penjualan senjata ilegal dari Indonesia ke Myanmar, yang melibatkan senapan serbu, pistol, amunisi, kendaraan tempur, dan peralatan militer lainnya. Ia telah mengajukan temuannya ini kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI.

Marzuki juga mengonfirmasi bahwa dia adalah salah satu pelapor temuan ini kepada Komnas HAM RI. Menurut laporan Radio Free Asia, Marzuki dan beberapa pihak lainnya menggunakan bukti-bukti dari sumber terbuka dan laporan media untuk menunjukkan bahwa tiga perusahaan Indonesia telah melakukan transfer senjata dan amunisi ke Myanmar melalui True North Co Ltd, yang dimiliki oleh Htoo Htoo Shein Oo. Htoo Htoo Shein Oo adalah putra dari Menteri Perencanaan dan Keuangan junta militer Myanmar, Win Shein, yang telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa.

VIRAL! Marzuki Darusman Laporkan Perdagangan Senjata Ilegal Indonesia ke Myanmar

SULUTVIRAL.COM – Mantan Jaksa Agung Indonesia yang juga memimpin misi pencari fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Myanmar, Marzuki Darusman, telah mengungkapkan dugaannya tentang perdagangan senjata ilegal yang terjadi dari Indonesia ke Myanmar. Marzuki Darusman mengklaim bahwa penjualan senjata ini mencakup berbagai jenis senjata, termasuk senapan serbu, pistol, amunisi, kendaraan tempur, dan peralatan militer lainnya. Ia telah mengajukan temuannya ini kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Indonesia.

Menurut Marzuki Darusman, perdagangan senjata ilegal ini kemungkinan telah berlangsung selama satu dekade terakhir, termasuk setelah terjadinya dugaan pembantaian terhadap etnis minoritas Rohingya di Myanmar dan kudeta militer pada tahun 2021.

Marzuki Darusman merupakan salah satu dari beberapa pelapor yang menyampaikan temuan ini kepada Komnas HAM RI, bersama dengan Pemimpin Organisasi HAM Etnis Chin Za Uk Ling dan Myanmar Accountability Project, sebuah organisasi HAM internasional.

Mereka mengutip bukti dari sumber terbuka dan laporan media yang menunjukkan bahwa tiga perusahaan Indonesia telah melakukan transfer senjata dan amunisi ke Myanmar melalui True North Co Ltd, sebuah perusahaan yang dimiliki oleh putra menteri junta Myanmar, Htoo Htoo Shein Oo. Htoo adalah putra dari menteri perencanaan dan keuangan junta Myanmar yang menjadi sasaran sanksi dari Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa.

Pihak yang mengajukan pengaduan ini menyoroti peran True North sebagai perusahaan swasta yang berperan dalam negosiasi antara militer Myanmar dan perusahaan senjata Indonesia. Mereka menekankan perlunya penyelidikan terkait kemungkinan praktik korupsi dalam transaksi senjata ini oleh pihak berwenang Indonesia.

Pengaduan tersebut mendesak Komnas HAM untuk melakukan penilaian, penelitian, dan investigasi lebih lanjut terhadap dugaan keterlibatan perusahaan-perusahaan Indonesia dalam perdagangan senjata ini, dan jika ada cukup bukti pelanggaran hak asasi manusia yang serius, kasus ini harus dirujuk ke pengadilan hak asasi manusia.

Komnas HAM Indonesia sedang mempelajari pengaduan tersebut, sementara Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa mereka akan menyelidiki masalah ini karena melibatkan verifikasi dengan banyak pihak.

VIRAL! Indonesia Mendapat Sorotan Internasional sebagai Pusat Latihan Perang

SULUTVIRAL.COM – Indonesia menarik perhatian dunia karena ditunjuk sebagai tuan rumah untuk latihan militer gabungan ASEAN tahun 2023. AFP melaporkan peristiwa ini dalam artikel berjudul “Indonesia hosts first-ever ASEAN military drills”. Meskipun terdapat larangan bagi pemimpin junta Myanmar untuk berpartisipasi dalam latihan ini, perwakilan Myanmar tetap hadir.

Artikel tersebut mencatat bahwa negara-negara ASEAN sebelumnya pernah berpartisipasi dalam latihan pertahanan multinasional, tetapi latihan ini adalah yang pertama melibatkan semua negara dalam blok ASEAN.

Selain itu, artikel juga mencatat bahwa ASEAN saat ini tengah berusaha mengatasi persepsi yang kurang relevan terkait isu-isu regional seperti krisis di Myanmar dan konflik di Laut Cina Selatan (LCS).

Pasukan militer ASEAN akan menjalani berbagai jenis latihan, mulai dari bantuan kemanusiaan, penanganan bencana, operasi penyelamatan, hingga patroli maritim gabungan.

Panglima TNI Margono Yudo dikutip menyatakan bahwa melalui kerjasama ini, stabilitas di kawasan dapat dipertahankan demi kepentingan masyarakat.

Artikel juga mencatat bahwa setiap negara ASEAN, termasuk Myanmar, berpartisipasi dalam Latihan Solidaritas ASEAN yang berlangsung selama lima hari.

Sebelumnya, ada spekulasi bahwa latihan ini dapat menjadi respon terhadap klaim China atas sebagian besar wilayah LCS, yang telah memicu ketegangan dengan banyak negara anggota ASEAN. Namun, Indonesia telah membantah bahwa latihan ini memiliki tujuan tersebut.

China telah memprovokasi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya dengan klaim wilayah di LCS, termasuk pembangunan pulau-pulau buatan dengan fasilitas militer.

Tidak ada komentar resmi dari China mengenai latihan ini, tetapi juru bicara Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa posisi Beijing di LCS tetap konsisten.

Awalnya, latihan ini direncanakan di Laut Natuna Utara, yang berada dalam zona ekonomi eksklusif Indonesia. Namun, latihan ini kemudian dipindahkan ke Laut Natuna Selatan setelah pembicaraan antara pemimpin militer ASEAN, untuk menghindari perairan yang dipertentangkan. Cambodia, yang merupakan sekutu utama China di kawasan ini, awalnya menolak mengkonfirmasi keikutsertaannya tetapi akhirnya hadir.