Perdana Menteri Kanada yang akan segera mengakhiri masa jabatannya, Justin Trudeau, memberikan peringatan terkait rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin menggabungkan Kanada ke dalam AS sebagai negara bagian ke-51. Trudeau mengungkapkan bahwa Trump tampaknya serius dengan niat tersebut.
Sebelumnya, Trump bahkan pernah menyebut Trudeau sebagai “gubernur” alih-alih perdana menteri, yang menimbulkan spekulasi mengenai pandangan Trump terhadap status Kanada.
“Saya percaya bahwa pemerintahan Trump sangat memahami betapa pentingnya sumber daya mineral yang dimiliki Kanada. Kemungkinan besar, itulah alasan mengapa mereka terus berbicara tentang integrasi Kanada ke dalam AS,” ujar Trudeau, dikutip dari Hindustan Times, Sabtu, 8 Februari 2025.
Ia menambahkan bahwa pemerintahan Trump sangat tertarik dengan kekayaan sumber daya alam Kanada dan berupaya mencari cara untuk memperoleh keuntungan dari hal tersebut.
Motif Ekonomi di Balik Rencana Trump?
Pernyataan Trudeau muncul di tengah persiapan Kanada menghadapi potensi dampak dari tarif 25 persen yang diusulkan Trump terhadap barang impor Kanada. Meskipun implementasi tarif ini ditunda selama 30 hari untuk memberi ruang negosiasi, ancaman tersebut tetap menjadi perhatian utama.
Kanada memiliki cadangan mineral strategis yang penting bagi industri energi hijau, seperti litium, grafit, nikel, tembaga, dan kobalt. Hal ini menjadikan Kanada sebagai negara yang bernilai tinggi dalam ekosistem ekonomi Amerika Utara.
Tanggapan Pemerintah Kanada
Sejumlah pejabat Kanada pun berusaha menenangkan masyarakat terkait pernyataan Trudeau. Menteri Perindustrian, François-Philippe Champagne, menegaskan bahwa AS sangat membutuhkan Kanada dalam aspek ekonomi, energi, dan keamanan nasional.
Menteri Perdagangan, Anita Anand, juga menepis kekhawatiran akan ancaman terhadap kedaulatan Kanada. “Tidak akan ada kekacauan di perbatasan,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan, Steven MacKinnon, menegaskan bahwa Kanada tetap merupakan negara yang merdeka dan memiliki kendali atas masa depannya sendiri. “Kanada adalah negara bebas dan berdaulat. Kami akan menentukan takdir kami sendiri,” katanya.
Respon Publik terhadap Wacana Penggabungan Kanada
Trump pertama kali mengemukakan ide penggabungan Kanada dalam sebuah jamuan makan malam bersama Trudeau pada bulan Desember lalu. “Yang saya inginkan adalah melihat Kanada menjadi negara bagian ke-51 kita,” ungkapnya pekan lalu.
Namun, berdasarkan jajak pendapat Ipsos yang dilakukan pada Januari, mayoritas warga Kanada—sekitar 80 persen—menyatakan menolak gagasan tersebut dan tidak akan pernah memilih untuk bergabung dengan AS.