Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terus melakukan upaya promosi yang intensif untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata, salah satunya dengan menggelar pameran selama satu bulan penuh di Jakarta. Pameran ini mengusung konsep destinasi pariwisata superprioritas, dengan harapan bisa menarik sebanyak 750.000 wisatawan baik domestik maupun mancanegara tahun ini.
Pameran yang diberi judul “Discover North Sulawesi” ini diselenggarakan di Hotel Borobudur Jakarta mulai tanggal 1 September hingga 30 September, bertepatan dengan perayaan ulang tahun provinsi tersebut. Acara ini akan dibuka oleh Ketua DPR, Puan Maharani, pada sore hari.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sulut, Ronald Sorongan, menjelaskan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk memperkenalkan potensi yang dimiliki oleh 15 kabupaten/kota di Sulut, terutama dalam bidang destinasi pariwisata dan produk ekonomi kreatif. Dia juga menyatakan bahwa para pelaku UMKM di Sulut akan memiliki kesempatan untuk memamerkan beragam produk mereka selama acara ini.
Pameran ini akan menampilkan berbagai kegiatan, termasuk bazar produk kuliner dan kriya di dalam dan di luar ruangan. Selain itu, acara ini juga akan menyelenggarakan diskusi, peragaan busana, serta pertunjukan seni dan budaya sebagai bagian dari rangkaian kegiatan yang ditawarkan.
Menurut Ronald, acara tersebut memiliki potensi besar untuk menarik perhatian masyarakat, termasuk para keturunan suku-suku di Sulut yang dikenal sebagai golongan Kawanua. Dia juga memastikan bahwa berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan telah dipersiapkan dengan baik, dengan tingkat kesiapan mencapai 100 persen. Selain itu, ia menekankan bahwa Hotel Borobudur memberikan dukungan penuh untuk acara ini, terutama dalam hal pembiayaan yang sebagian besar didukung oleh dana CSR hotel tersebut.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sulut, pada tahun 2021 tercatat ada 385.212 usaha mikro, 24.901 usaha kecil, dan 12.915 usaha menengah di wilayah tersebut. Hampir seluruhnya bergerak di sektor kuliner, menghasilkan produk seperti sambal roa, keripik pisang goroho, dan klapertar yang menjadi oleh-oleh populer di kalangan wisatawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sulut Henry Kaitjily menyatakan, pemerintah bertekad meningkatkan lagi jumlah wisatawan ke jumlah yang dicapai pada 2019 sebelum pandemi Covid-19 merebak. Saat itu, jumlah wisatawan mancanegara mencapai 129.587 orang berkat penerbangan carter dari China, sedangkan wisatawan Nusantara 2,5 juta orang.
”Tahun 2022 (jumlahnya) sudah bergerak naik lagi. Kita memperkirakan 2023 ini bisa mencapai 100.000 (wisatawan) mancanegara dan yang lokal kita mencoba sampai di angka 650.000,” kata Henry.
Dalam upaya tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berusaha meningkatkan konektivitas. Meskipun penerbangan charter Lion Air antara Manado dan delapan kota di China belum dibuka kembali, Henry menyebutkan bahwa wisatawan mulai datang melalui penerbangan reguler, seperti penerbangan oleh maskapai Singapura, Scoot, yang kini melayani Manado empat kali dalam seminggu.
“Setiap penerbangan dapat menghadirkan 50-80 wisatawan asing. Ini potensial besar, tetapi sebagian besar dari mereka mencari akomodasi di resor. Kita tidak akan melihat mereka berjalan-jalan di jalanan karena mereka merupakan wisatawan kelas atas yang cenderung menghindari keramaian. Ini berbeda dengan pariwisata massal,” ungkapnya.
Tiap kali penerbangan, bisa ada 50-80 turis asing yang datang. Itu merupakan jumlah yang signifikan. (Henry Kaitjily)
Selain Scoot, Pemprov Sulut juga akan meningkatkan frekuensi penerbangan China Southern Airlines yang sejak Juli 2023 reguler dua kali sepekan menjadi empat kali. Ini akan diikuti oleh pembukaan rute Incheon-Manado yang dilayani maskapai Korea Selatan, Jeju Air.
Selama Juli 2023, rata-rata lama menginap turis asing di Sulut adalah 2,17 hari. Sebaliknya, wisatawan Nusantara cenderung menghabiskan waktu yang lebih pendek, yaitu 1,64 hari. Menurut Henry, statistik ini bisa diperbaiki dengan mengusung konsep destinasi pariwisata superprioritas untuk dipromosikan kepada publik.
Awalnya, DPSP (Destinasi Pariwisata Superprioritas) merujuk pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada bulan Desember 2019. Namun, karena perkembangan yang lambat dalam pembangunan KEK tersebut, konsep DPSP kemudian diperluas untuk mencakup destinasi wisata di lima kabupaten dan kota, yaitu Manado, Bitung, Tomohon, Minahasa, dan Minahasa Utara.
Pemerintah pusat kemudian mengalokasikan dana untuk membangun infrastruktur yang mendukung sektor pariwisata di kelima daerah tersebut. Ini termasuk pengembangan kawasan promenade untuk pejalan kaki di Manado dan Pulau Bunaken, serta peningkatan utilitas di Pulau Bangka, Minahasa Utara.
Henry mengungkapkan bahwa DPSP telah diperluas sejalan dengan pembangunan KEK yang saat ini dikelola oleh sektor swasta. Berbagai kementerian pemerintah pusat juga turut terlibat dalam mendukung inisiatif ini, dan pemerintah daerah sangat mendukung langkah-langkah tersebut.
Sementara itu, Staf Khusus Gubernur Sulawesi Utara yang bertanggung jawab dalam bidang pariwisata, Dino Gobel, tengah melakukan kunjungan ke Taiwan. Dalam kunjungannya, ia menyebut telah bertemu dengan Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, Iqbal Shofwan, untuk membahas peningkatan sektor pariwisata.
Salah satu topik pembahasan adalah permintaan dari agen wisata di Taiwan agar ditawarkan paket wisata yang menggabungkan kunjungan ke Manado dengan Raja Ampat. Kombinasi ini ternyata memiliki daya tarik di pasar Taiwan.
Sementara itu, di sisi lain, konektivitas penerbangan domestik ke Manado semakin berkembang. Maskapai Super Air Jet, yang merupakan bagian dari grup Lion Air, telah membuka rute penerbangan Bandung-Balikpapan-Manado pada bulan April yang lalu. Rute ini menyediakan layanan penerbangan tujuh kali seminggu antara Manado dan Bandung. Direktur Utama Super Air Jet, Ari Azhari, menyatakan hal ini.