VIRAL! Dampak Sampah dan Reklamasi di Manado Utara Terhadap Kawasan Wisata Bunaken

SULUTVIRAL.COM – Sampah laut telah menjadi perhatian global dari tahun ke tahun. Data dari grup penelitian Jambeck mengungkapkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai penyumbang sampah plastik ke laut dengan jumlah sekitar 187,2 juta ton. China berada di peringkat pertama dengan 262,9 juta ton, diikuti oleh Filipina dengan 83,4 juta ton, Vietnam dengan 55,9 juta ton, dan Sri Lanka dengan 14,6 juta ton.

Penyumbangan sampah ke laut adalah hasil dari perilaku manusia. Salah satu lokasi yang menjadi fokus adalah Pantai Karangria di Kota Manado, Sulawesi Utara. Pantai ini sering dijadikan tempat santai untuk menikmati sunset, sambil menikmati pisang goreng dan kopi hitam. Namun, kondisi pantai ini menjadi perhatian, terutama bagi penggiat lingkungan seperti Oyi Pangemanan.

Oyi Pangemanan, seorang koordinator lapangan penggiat alam di Sulawesi Utara, telah melakukan aksi pembersihan sampah di Pantai Karangria Manado. Mereka berhasil mengangkat sekitar 150 truk sampah besar, termasuk sampah plastik dan sisa rumah tangga. Oyi menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi laut di Kota Manado dan mengingatkan bahwa laut adalah tanggung jawab bersama.

Menurutnya, kehidupan manusia sangat bergantung pada sumber daya laut, dan menjaga laut adalah tanggung jawab bersama. Salah satu cara sederhana untuk menjaga laut adalah dengan tidak membuang sampah ke laut. Dosen dari Universitas Sam Ratulangi Manado, Prof. Farnis Boneka MSc, juga menekankan pentingnya menjaga laut dan mengurangi pencemaran sampah. Ia mengingatkan bahwa sampah banyak berasal dari dataran tinggi dan sungai-sungai yang mengalir ke laut.

Farnis juga menyuarakan kekhawatirannya terkait rencana reklamasi di Manado Utara. Ia menyebut bahwa reklamasi dapat menggeser daerah pengendapan sampah di laut, yang dapat berdampak buruk pada kawasan wisata Bunaken Manado. Sebagai contoh, Sungai Tondano adalah salah satu daerah pengendapan sampah di Tongkaina, dan reklamasi dapat mengubah dinamika ini.

Kesimpulannya, perhatian terhadap sampah laut dan dampaknya pada lingkungan perlu dijaga bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Upaya pembersihan dan pengelolaan sampah yang baik adalah langkah awal dalam melindungi kawasan wisata seperti Bunaken di Manado Utara.

Pelaksanaan PNNS 2023: Dalam Sorotan Lingkungan dan Sosial

SULUTVIRAL.COM – PNNS 2023 akan menjadi yang istimewa karena merayakan 50 tahunnya, kata Ketua Panitia Lydia Tulus. Mereka berencana mengunjungi tempat-tempat di Kota Tomohon, termasuk panti asuhan dan penanaman pohon, sebagai bentuk cinta mereka pada lingkungan. Selain itu, mereka juga akan mengedukasi tentang kepedulian terhadap sesama dengan mengunjungi panti asuhan.

Selama acara, peserta PNNS 2023 akan dilatih menembak bersama Lantamal. Harapannya, ajang ini tidak hanya menghasilkan duta pariwisata, tetapi juga generasi muda yang peduli pada lingkungan dan sosial.

Melalui PNNS, mereka berharap dapat mencetak pemuda dan pemudi terbaik Sulawesi Utara untuk memajukan daerah ini di tingkat Asia Pasifik. Acara ini juga dilakukan dalam dua tahap, dengan karantina daring dan fisik serta berbagai kegiatan sosial dan pendidikan.

Pemeriksaan kesehatan fisik dan mental juga akan dilakukan selama karantina. Semua peserta juga akan melakukan Road Show di Kota Manado. Acara ini juga dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Kepala Dinas Pariwisata Sulut, Henry Kaitjily, dan Sekretaris Umum INNS, Felix Panelewen.

VIRAL! Pemilihan Nyong-Noni Sulut 2023 Mendorong Kearifan Lokal

SULUTVIRAL.COM – Panitia Pemilihan Nyong-Noni Sulawesi Utara (PNNS) Tahun 2023 mengumumkan bahwa kompetisi ini akan menyoroti budaya dan kearifan lokal untuk memajukan sektor pariwisata di daerah Nyiur Melambai.

Lydia Tulus, Ketua Panitia PNNS 2023, menyatakan bahwa ajang ini akan menekankan budaya melalui desain busana yang akan dipakai oleh para finalis. Kain-kain yang akan digunakan merupakan hasil karya dari mantan Nyong dan Noni Sulut.

Selain itu, finalis dari berbagai kabupaten dan kota juga akan memiliki kesempatan untuk memperkenalkan budaya daerah masing-masing. Mereka juga akan didorong untuk peduli terhadap lingkungan dengan melakukan penanaman pohon dan menunjukkan kepedulian terhadap sesama.

Ketua Umum Ikatan Nyong Noni Sulut, Kartika Devi Kandouw-Tanos, berharap bahwa PNNS tidak hanya akan menghasilkan duta pariwisata, tetapi juga akan menciptakan dampak positif bagi masyarakat Sulut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Sulut, Henry Kaitjily, menegaskan bahwa PNNS 2023 adalah sebuah acara tahunan yang istimewa karena tahun ini menjadi tahun ke-50 penyelenggaraannya. Dia menyayangkan bahwa enam kabupaten lainnya belum berpartisipasi dalam ajang ini pada tahun ini.