VIRAL! Apakah Indonesia Telah Merdeka? Ini Jawaban dari Anies Baswedan

SULUTVIRAL.COM – Calon presiden dari koalisi perubahan, Anies Baswedan, mengundang orang untuk bersyukur atas kemajuan yang telah dicapai saat ini. Menurutnya, beberapa aspek sudah mengalami perkembangan, sementara yang lain masih perlu diperbaiki.

Pernyataan ini disampaikan oleh Anies ketika dia menjawab pertanyaan dari generasi Z dan milenial dalam acara Gen Z Sulsel Ketemu dan Menguji Anies Baswedan (GASSKANMI) di Makassar pada Sabtu malam, 23 September 2023. Salah satu mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia, Sheila, mengajukan pertanyaan tentang apakah Indonesia sudah merdeka.

Anies bertanya kepada mahasiswa tersebut, “Apakah kemerdekaan berarti tanpa kesulitan, atau apakah kesulitan berarti kita belum merdeka?” dalam merespons pernyataan mahasiswa yang menyatakan bahwa Indonesia belum merdeka karena masih menghadapi kesulitan.

Acara GASSKANMI ini dihadiri oleh ribuan peserta, termasuk generasi Z dan milenial, serta banyak orang di luar kelompok tersebut yang juga berpartisipasi dalam acara tersebut. Mereka tampak antusias menyambut kedatangan Anies Baswedan.

Selain Anies Baswedan, acara ini juga dihadiri oleh calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari dapil Makassar, Tamsil Linrung. Kegiatan ini merupakan inisiatif dari MICE, Fomasita, dan Tamsil Linrung. Anies datang ke acara ini bersama dengan istri dan anak-anaknya.

Anies menyatakan bahwa kemerdekaan terkait dengan dua hal, yaitu mengakhiri kolonialisme dan menciptakan kesejahteraan. Menurutnya, yang pertama sudah berhasil tercapai dengan mengakhiri kolonialisme, namun tantangan yang belum selesai adalah menciptakan kesejahteraan. Dia mencatat bahwa saat Indonesia merdeka, penduduknya berjumlah 70 juta, sementara saat ini jumlah penduduknya mencapai 270 juta. Dia menekankan pentingnya bersyukur atas kemajuan yang telah dicapai, memperbaiki kekurangan, dan terus bekerja menuju kesejahteraan.

Anies juga mengingatkan agar tidak kehilangan rasa percaya diri. Dia mengutip pernyataan Bung Karno tentang ‘Beri Saya 10 Pemuda dan saya akan Guncangkan Dunia,’ yang disampaikan ketika tingkat buta huruf pemuda mencapai 95 persen. Menurut Anies, pernyataan tersebut mengajarkan bahwa percaya diri adalah kunci untuk kemajuan. Meskipun Indonesia telah merdeka selama 78 tahun dan memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan, Anies mendorong untuk tetap percaya diri dan tidak memangkasnya.

VIRAL! Sorotan Media Luar Negeri terhadap Kebijakan Calon Presiden RI: Ingatkan Nasib Indonesia

SULUTVIRAL.COM – Media asing kembali menyoroti pemilihan presiden (pilpres) di Indonesia dan perhatiannya terutama terfokus pada kebijakan calon presiden (capres) yang akan bersaing dalam pemilihan tahun depan. Salah satu media ekonomi berbasis di London, The Economist, mengulas profil calon-calon yang potensial menggantikan Jokowi.

Dalam ulasan tersebut, The Economist pertama-tama membahas Prabowo Subianto, yang sebelumnya sudah dua kali kalah dalam pertarungan pemilihan presiden melawan Jokowi. Media tersebut mencatat bahwa Prabowo pernah dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di Timor-Leste pada tahun 1980-an, walaupun Prabowo telah membantah tuduhan tersebut. The Economist juga menyoroti pandangan nasionalistik Prabowo, dukungannya terhadap otonomi pangan, dan kritiknya terhadap sistem pemilu langsung di Indonesia.

Selanjutnya, media tersebut membicarakan Ganjar Pranowo, yang menjadi sorotan setelah menunjuk Arsjad Rasjid, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, sebagai ketua kampanyenya. The Economist mencatat bahwa langkah ini menunjukkan keseriusan Ganjar dalam hal reformasi ekonomi, yang bisa berbeda dari pendekatan Prabowo.

Kandidat ketiga yang dibahas adalah Anies Baswedan, mantan gubernur Jakarta dan mantan menteri pendidikan di kabinet Jokowi. Meskipun perolehan suaranya saat ini berada di bawah Ganjar dan Prabowo, Anies dianggap sebagai underdog yang memiliki dukungan dari pemilih Islam konservatif.

The Economist juga mencoba memperkirakan arah kebijakan yang mungkin diambil oleh masing-masing calon presiden. Mereka berpendapat bahwa Ganjar dan Prabowo mungkin akan mempertahankan beberapa kebijakan Jokowi, seperti larangan ekspor bahan mentah dan pembangunan ibu kota baru. Namun, mereka juga mencatat bahwa kemenangan dalam pemilu tidak selalu berarti penerus Jokowi akan mempertahankan semua kebijakan yang ada.

Dalam penutupnya, The Economist menekankan bahwa pemilihan di Indonesia seringkali lebih dipengaruhi oleh kepribadian calon ketimbang perbedaan dalam kebijakan. Dukungan dari Jokowi bisa memberikan keuntungan kepada calon mana pun, tetapi tidak ada jaminan bahwa pemenangnya akan melanjutkan semua kebijakan yang ditinggalkan oleh Jokowi.

VIRAL! Mengapa Rocky Gerung Kritik Anies Setelah Pergi dari AHY?

SULUTVIRAL.COM – Pengamat politik Rocky Gerung berpendapat bahwa Anies Baswedan, yang kemungkinan akan menjadi calon presiden (bacapres), telah membuat kesalahan dengan memutuskan hubungannya dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut Rocky, tindakan ini membuat Anies kehilangan sosok yang memiliki pemahaman tentang isu keamanan global, terutama di wilayah Asia Pasifik.

Rocky mengungkapkan pandangannya ini saat menghadiri Seminar Nasional yang diadakan oleh Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) dengan tema ‘Meneropong Kepemimpinan Masa Depan’ di Jakarta pada tanggal 20 September 2023.

Rocky menjelaskan bahwa AHY sekarang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju, dan menurutnya, hal ini memberikan tambahan kekuatan kepada Prabowo Subianto yang memiliki pemahaman tentang teori keamanan militer.

“Saat AHY bergabung dengan Prabowo, maka pemahaman tentang ketegangan di wilayah Indopasifik menjadi lebih lengkap. Sudah pasti bahwa kubu Prabowo lebih memahami isu keamanan global dibandingkan Anies dan Ganjar,” tambah Rocky.

Di sisi lain, Rocky juga mengkritik Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dengan menyebut bahwa Cak Imin tidak memiliki pemahaman tentang isu keamanan global. Pengetahuan Cak Imin disebut Rocky terbatas hanya pada wilayah Jawa Timur.

“Kita tidak dapat mengharapkan Cak Imin memahami isu keamanan global. Dia mungkin memiliki pemahaman tentang Jawa Timur, namun kurang memahami Asia Pasifik,” jelasnya.

Sebagai informasi tambahan, Partai Demokrat telah resmi mendukung Prabowo Subianto setelah pertemuan dengan pimpinan partai Koalisi Indonesia Maju di kediaman Prabowo pada tanggal 17 September. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, juga ikut dalam pertemuan tersebut dan menyatakan komitmennya untuk memenangkan Prabowo.

Partai Demokrat mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo setelah Partai Nasional Demokrat (Nasdem) memilih Cak Imin sebagai calon wakil presiden. Keduanya telah secara resmi mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2024.

Anies: Kepolisian di Indonesia Harus Bersih, Transparan, dan Akuntabel

SULUTVIRAL.COM – Calon Presiden Anies Baswedan, yang mewakili Koalisi Perubahan, mengemukakan bahwa Indonesia perlu memiliki kepolisian yang dapat dipertanggungjawabkan, transparan, dan bebas dari korupsi. Pernyataan ini merupakan tanggapan Anies terhadap rencananya terkait lembaga kepolisian jika ia terpilih sebagai presiden dalam Pemilihan Presiden 2024.

Anies menyatakan, “Kita memerlukan kepolisian yang akuntabel, transparan, dan bersih. Menurut saya, langkah pertama yang harus diambil adalah memperbaiki mekanisme akuntabilitas di dalam kepolisian.”

Dia juga menekankan pentingnya transparansi dalam semua tingkatan kepolisian, dari tingkat Polsek hingga tingkat yang lebih tinggi.

Selain itu, Anies mengusulkan langkah lain untuk meningkatkan lembaga kepolisian jika terpilih menjadi presiden. Dia menganggap pentingnya pengembangan profesionalisme dan kompetensi di tubuh kepolisian.

Dia menyatakan bahwa banyak anggota kepolisian di lapangan tidak mendapatkan pelatihan yang memadai. Oleh karena itu, penting untuk memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang cukup untuk menggunakan teknologi baru agar kepolisian dapat beroperasi secara efektif dan modern.

Dalam konteks yang lebih luas, Anies berharap melihat perbaikan signifikan dalam akuntabilitas, transparansi, profesionalisme, dan kompetensi di kepolisian Indonesia jika terpilih sebagai presiden.

VIRAL! Introspeksi Anies, Ganjar, dan Prabowo di Depan Cermin Besar Kampus UGM

SULUTVIRAL.COM – Tiga calon presiden potensial, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, mengungkapkan refleksi pribadi mereka di hadapan cermin besar yang ditempatkan di atas panggung. Refleksi ini diungkapkan setelah mereka menyampaikan gagasan-gagasan mereka sebagai kandidat dalam Pilpres 2024 di Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta pada tanggal 19 September.

Masing-masing refleksi mencakup perjalanan hidup, pesan dari orang tua, dan harapan untuk masa depan Indonesia. Berikut adalah ringkasan dari ketiga refleksi tersebut:

Anies Baswedan: Anies berbagi kenangan tentang bermain sepak bola di lapangan STO saat masih berusia 7 tahun dan bagaimana impian untuk kuliah di UGM tercapai. Ibu Anies memberikan pesan penting tentang menjaga nama baik, dan ini menjadi refleksi penting dalam hidupnya.

Ganjar Pranowo: Ganjar mengingatkan pentingnya tidak terlalu berambisi dalam mengejar jabatan. Pesannya adalah jika takdir membawamu ke jabatan tertentu, laksanakan dengan baik dan tanpa korupsi.

Prabowo Subianto: Prabowo merenungkan perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan sejak lahir tahun 1951, hanya satu tahun setelah Indonesia merdeka. Dia berbagi pengalaman sebagai satu-satunya murid dengan kulit berbeda di tengah lingkungan Eropa dan bagaimana dia sering diejek sebagai “bangsa monyet.” Pengalaman ini mendorongnya untuk melihat Indonesia menjadi negara yang bermartabat, terhormat, dan bebas dari kemiskinan.

Tiga refleksi ini mencerminkan perjalanan dan nilai-nilai yang memotivasi ketiga calon presiden tersebut.

VIRAL! Media Internasional Membahas Nasib Indonesia Setelah Jokowi Mengakhiri Masa Jabatannya

SULUTVIRAL.COM – Media asing, seperti The Economist, telah menyoroti Presiden Indonesia Joko Widodo, atau Jokowi, dan masa depan negara setelah dia meninggalkan jabatan presiden. Mereka menilai Jokowi sebagai seorang pemimpin global yang berperan penting dalam forum internasional, seperti menjadi tuan rumah KTT ASEAN dan mengadakan kesepakatan ekonomi di Afrika.

Di dalam negeri, Jokowi dianggap sebagai pemimpin yang disukai karena gayanya yang lembut dan sederhana. Tingkat persetujuan publik terhadapnya sangat tinggi, hampir mencapai 80%, sehingga hanya sedikit pemimpin lain yang bisa menyamainya, seperti Narendra Modi dari India.

Namun, walaupun Jokowi populer, banyak spekulasi tentang warisan yang akan dia tinggalkan dan siapa yang akan menggantikannya setelah dia mengundurkan diri tahun depan. Jokowi, yang awalnya seorang tukang kayu dari latar belakang yang sederhana, telah mengubah politik Indonesia dengan cara yang unik, termasuk memanfaatkan media sosial dan fokus pada pertumbuhan ekonomi.

Tetapi ada tiga pertanyaan besar tentang masa depan Indonesia: apakah ekonominya akan terus tumbuh, apakah pemimpin penggantinya akan melanjutkan kebijakan Jokowi, dan apakah Indonesia dapat mempertahankan peran pentingnya di dunia yang penuh dengan konflik.

Rekor Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi dianggap baik. Menurut laporan The Economist, sejak dia menjadi presiden pada tahun 2014, Indonesia telah mencatat pertumbuhan ekonomi tercepat kelima di antara 30 negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu meningkat sebesar 43% secara total sejak saat itu. Bahkan, perkiraan dari IMF menunjukkan bahwa pertumbuhan ini mungkin akan berlanjut.

Keberhasilan ini sebagian besar disebabkan oleh upaya besar-besaran dalam membangun infrastruktur. Indonesia adalah negara yang terdiri dari lebih dari 13.000 pulau, dan banyak di antaranya tidak memiliki fasilitas dasar. Jokowi telah membangun bandara, pelabuhan, pembangkit listrik, bendungan, serta ribuan kilometer jalan raya dan jalur kereta api. Dia juga menggunakan popularitasnya untuk mendapatkan dukungan dari partai politik, perusahaan milik negara, dan tokoh-tokoh berpengaruh di negaranya.

IKN

The Economist juga menyoroti proyek ibu kota baru (IKN) yang merupakan salah satu fokus utama Jokowi saat ini. Proyek ini terletak di hutan Kalimantan dan menjadi contoh strategi Jokowi. Namun, ada kekhawatiran apakah proyek ini akan berhasil mengingat adanya ketidakpastian terkait pemilihan umum.

Jokowi berpendapat bahwa proyek ini penting karena sebagian besar wilayah Jakarta, yang saat ini menjadi ibu kota, diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050.

Namun, ada kritikus yang menyatakan bahwa proyek ini senilai US$34 miliar dan dijadwalkan selesai pada tahun 2045 mungkin tidak realistis. Pemerintah mengatakan mereka akan mendanai 20% dari biaya proyek, sementara sisanya akan dibiayai oleh investor, baik dari dalam maupun luar negeri.

Namun, setelah lebih dari empat tahun sejak pengumuman proyek ini, belum ada investor asing yang menandatangani kontrak yang mengikat untuk mendanai pembangunan ibu kota baru tersebut.

China dan AS

Jokowi sebenarnya beruntung karena berhasil menarik investasi asing yang besar untuk mendukung proyek-proyek di Indonesia. Pada tahun 2022, investasi asing langsung meningkat tajam menjadi US$45 miliar, naik sebanyak 44% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagian besar investasi ini berasal dari China.

Investasi tersebut terutama masuk ke sektor pertambangan dan pengolahan nikel, yang merupakan cadangan logam terbesar di dunia dan sangat penting untuk memproduksi baterai kendaraan listrik. Pada tahun 2014, Indonesia melarang ekspor nikel yang belum diolah, sehingga perusahaan pertambangan asing, terutama dari China, membangun fasilitas pengolahan besar di Indonesia. Ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru, meskipun ada konsekuensi bagi lingkungan.

Indonesia telah meningkatkan ekspor produk nikelnya dengan nilai lebih dari US$30 miliar pada tahun terakhir, yang merupakan 10% dari total ekspor dan sepuluh kali lipat lebih besar dibandingkan tahun 2013.

Namun, kekhawatiran muncul karena Indonesia menjadi terlalu bergantung pada China, yang kemudian membatasi kemampuan Indonesia untuk melakukan tindakan politik terkait isu-isu geopolitik. Meskipun Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, pemerintahnya cenderung tidak mengkritik China terkait perlakuan terhadap warga Uighur, kelompok etnis Muslim dari Xinjiang, China, karena khawatir akan dampaknya terhadap hubungan ekonomi.

Selain itu, hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat juga menjadi sorotan. Karena Indonesia terlalu dekat dengan China, sulit bagi Jokowi untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang diinginkan dengan Amerika Serikat. Indonesia berharap dapat menjual nikelnya dengan harga lebih murah di Amerika Serikat dan tidak terlalu bergantung pada China. Namun, pemerintah Amerika Serikat khawatir tentang dominasi China dalam industri nikel di Indonesia, sehingga kesepakatan perdagangan menjadi sulit untuk dicapai.

Para Capres Baru: Prabowo, Ganjar, Anies

The Economist mencantumkan beberapa calon yang mungkin menggantikan Jokowi sebagai Presiden Indonesia. Pertama adalah Prabowo, yang sebelumnya kalah dua kali dalam pemilihan presiden melawan Jokowi. Prabowo pernah dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di Timor-Leste pada tahun 1980-an, meskipun dia membantahnya. Dia menekankan nasionalisme, mendukung produksi pangan dalam negeri, dan mengkritik sistem pemilihan presiden langsung di Indonesia.

Kemudian ada Ganjar Pranowo, yang mendapat perhatian setelah ia menunjuk Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Arsjad Rasjid, sebagai ketua kampanyenya. Ini menunjukkan bahwa Ganjar mungkin lebih serius dalam hal reformasi ekonomi dibandingkan Prabowo.

Kandidat ketiga yang mungkin adalah Anies Baswedan, mantan gubernur Jakarta dan mantan menteri pendidikan di pemerintahan Jokowi. Meskipun perolehan suaranya jauh di bawah Ganjar dan Prabowo, dia dianggap sebagai underdog. Dia sebelumnya kalah dalam putaran pertama pemilihan gubernur Jakarta pada tahun 2017 tetapi kemudian menang dalam putaran kedua dengan dukungan pemilih Islam konservatif.

The Economist juga mencatat bahwa kebijakan para calon ini mungkin akan mempertahankan sebagian besar kebijakan Jokowi, termasuk larangan ekspor bahan mentah dan pembangunan ibu kota baru.

Namun, mereka juga mengingatkan bahwa meskipun Jokowi memberikan dukungan kepada calon tertentu, tidak ada jaminan bahwa pemenang pemilu akan tetap mempertahankan semua kebijakan Jokowi. Pemilihan di Indonesia seringkali lebih dipengaruhi oleh kepribadian calon daripada kebijakan yang diusung.

VIRAL! Perhatian Dunia: Prabowo di AS dan Anies di Australia saat Pemilihan Presiden RI

SULUTVIRAL.COM – Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) di Indonesia terus menarik perhatian dunia, dengan pengusaha, analis internasional, dan media asing memfokuskan perhatian pada calon presiden (capres) yang akan bertarung pada pemilu yang akan datang pada tahun 2024.

1. Sorotan AS terhadap Prabowo

Salah satu capres yang mendapat sorotan dari AS adalah Prabowo Subianto. Hal ini terlihat dalam laporan dari US Chamber of Commerce pada 5 September lalu. Direktur Asia Tenggara dari lembaga tersebut, Shannon Hayden, menulis tentang “Akankah pemilu di Indonesia memengaruhi hubungan dengan AS?” Hayden mengingatkan bahwa pemilu di Indonesia memiliki dampak tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga AS. Indonesia memiliki peran penting di kawasan Indo-Pasifik, dan Prabowo tampak memimpin dalam survei pemilihan, dengan dukungan dari Presiden Joko Widodo. Laporan tersebut juga mengingatkan masa lalu Prabowo, termasuk hubungannya dengan mantan Presiden Soeharto dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

2. Sorotan Australia terhadap Anies

Selain Prabowo, Anies Baswedan juga menjadi perhatian dunia. Sebuah blog di The University of Melbourne membahas mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Helen Pausacker, penulis artikel, mengungkapkan bahwa jajak pendapat awal tidak mendukung Anies untuk maju ke putaran kedua pemilu presiden, tetapi Anies tetap bertekad maju dengan dukungan partai koalisinya. Artikel tersebut juga mengulas profil Anies, termasuk latar belakang keluarganya yang terpandang dan pendidikan Anies yang termasuk program pertukaran di Amerika Serikat.

3. Perhatian Media Singapura terhadap Ganjar

Media Channel News Asia (CNA) juga memberikan perhatian terhadap Ganjar Pranowo, yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Para analis berpendapat bahwa Ganjar memiliki gaya komunikasi yang baik dan mudah diakses oleh masyarakat, tetapi mereka meragukan apakah itu cukup untuk memimpin negara dengan populasi besar seperti Indonesia. Analis mencatat bahwa belum ada terobosan besar yang dicapai Ganjar selama kepemimpinannya di Jawa Tengah, terutama dalam mengatasi masalah banjir dan penurunan permukaan tanah di beberapa wilayah. Meskipun Ganjar memiliki potensi, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi tantangan di masa depan.

Cerita SBY soal Informasi Intelijennya Tentang Koalisi Anies

Ketua Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkap bahwa banyak koleganya, baik dari internal Partai Demokrat maupun di luar partai, telah memberikan peringatan mengenai koalisi yang mendukung Bacapres Anies Baswedan dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

“Sejatinya, beberapa rekan telah memberikan peringatan sejak lama, baik dari dalam Partai Demokrat maupun di luar,” ujar SBY saat berbicara dalam rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat di Cikeas Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (1/9/2023).

SBY menegaskan bahwa ia awalnya mempercayai Anies Baswedan dan Partai Nasdem untuk berkoalisi dalam Pilpres 2024 mendatang. “Saya menjawab dengan sikap praduga yang baik, ‘Saya percaya’,” ungkap SBY, menggambarkan percakapannya dengan kolega.

Setelah melihat sikap percaya diri SBY terhadap kelompok pro-Anies, koleganya memberikan persetujuan untuk menunggu perkembangan selanjutnya. “Rekan saya mengatakan, ‘Ya, silakan lihat saja nanti. Yang penting, saya sudah memberikan peringatan’,” kata SBY, mengulangi ucapan koleganya.

Kini, dengan Nasdem dan Anies meninggalkan AHY dan merencanakan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar sebagai pasangan calon, SBY teringat akan peringatan yang diberikan oleh koleganya di masa lalu.

“Sekali ini, mari kita anggap bahwa kami melakukan kesalahan, namun kami akan belajar dari pengalaman ini. Semoga kami tidak akan membuat kesalahan serupa di masa depan, dan dengan izin dari Allah Ta’ala, kami berharap tidak akan kalah dalam perjalanan ini,” kata SBY.

Sebelumnya, Partai Demokrat telah mengungkapkan bahwa Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, telah membuat keputusan secara sepihak dengan menggandeng Bacapres Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Bahkan, duet ini telah disetujui oleh Anies tanpa memberikan pemberitahuan kepada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Rincian Waktu Terungkapnya Kemitraan Tunggal Antara Anies dan Cak Imin

Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, secara sepihak menetapkan Ketua Umum PKB, Muhaiman Iskandar (Cak Imin), sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan. Keputusan ini mengejutkan Partai Demokrat, yang merasa dikhianati oleh NasDem. Sekretaris Jenderal Demokrat, Teuku Riefky Harsya, mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil pada malam Selasa, 29 Agustus 2023, di NasDem Tower, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS.

Partai Demokrat mengungkap bahwa mereka merasa terpaksa menerima keputusan untuk mendukung duet Anies dan Cak Imin. Dalam sebuah rapat di Cikeas, Bogor, Partai Demokrat memutuskan untuk menurunkan baliho-baliho yang berisi gambar Anies Baswedan.

Berikut adalah kronologi terungkapnya alasan di balik duet Anies-Cak Imin, sebagaimana diungkapkan oleh Partai Demokrat:

Pada tanggal 29 Agustus 2023, Surya Paloh, Ketua Umum NasDem, secara tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB, Cak Imin, sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Anies Baswedan, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS. Keputusan ini diambil pada malam itu di NasDem Tower. Anies kemudian dipanggil untuk menerima keputusan tersebut.

Pada tanggal 30 Agustus 2023, Anies mengutus Sudirman Said untuk menyampaikan kabar ini kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat karena ada urusan yang sangat penting. Para pendukung Anies menyampaikan bahwa urusan ini penting saat peluncuran aplikasi untuk menjaga hubungan Anies dengan relawan. Sudirman Said, yang seharusnya memberikan sambutan dalam acara tersebut, harus batal hadir karena harus menghadiri rapat penting yang berkaitan dengan kabar tersebut.

Pada tanggal 31 Agustus, dua hari setelahnya, Anies mengunjungi rumah Hj Muhasonah, ibu Ketua Umum PKB Cak Imin, di kompleks Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang. Anies datang bersama istrinya, Fery Farhati, untuk bersilaturahmi dan meminta doa restu. Pada hari yang sama, Anies juga melakukan ziarah ke empat makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Pada hari yang sama, Partai Demokrat mengadakan rapat di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berada di Cikeas saat itu. Partai Demokrat memutuskan untuk menurunkan baliho-baliho yang berisi gambar Anies Baswedan.

Keputusan sepihak mengenai duet Anies-Cak Imin oleh Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, kemudian disampaikan hingga Partai Demokrat merasa dikhianati oleh NasDem. Surya Paloh menegaskan bahwa keputusan tersebut belum final, karena NasDem belum mendapatkan persetujuan dari semua pihak. Surya Paloh meminta semua pihak untuk menunggu hasil akhir dari keputusan ini. Hal ini diungkapkan setelah rapat bersama NasDem dan Anies Baswedan.

Dalam konteks ini, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB, Lukmanul Hakim, mengatakan bahwa Cak Imin telah memahami situasi terkait wacana duet tersebut. Ia mengungkapkan hal ini di rumah dinas Cak Imin di Jakarta Selatan.

Anggota Tim 8 Koalisi Perubahan menjelaskan bahwa penentuan cawapres Anies Baswedan telah dilakukan oleh calon presiden (capres) Anies sendiri, mengacu pada piagam kerja sama antara Partai NasDem, PKS, dan Demokrat. Mereka mencatat bahwa Anies telah melakukan tugasnya dengan membahasnya dengan berbagai pihak dan mereview berbagai pilihan nama yang diajukan. Namun, ada perbedaan pendapat di antara pimpinan partai dalam koalisi tersebut, yang mengakibatkan ketidaksepakatan dalam menetapkan calon wakil presiden.

Sudirman Said juga menjelaskan bahwa partai-partai anggota Koalisi Perubahan berembuk dan memutuskan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat, akan menjadi cawapres Anies Baswedan. Namun, pimpinan partai memberikan respons yang beragam terhadap usulan ini, dengan beberapa partai ingin menetapkan pasangan Anies-AHY secepatnya dan yang lainnya ingin menunggu menjelang akhir pendaftaran. Karena perbedaan pandangan ini, penentuan cawapres tidak bisa diputuskan pada saat itu.