SULUTVIRAL.COM – Pakar ekonomi dan perbankan menyoroti pentingnya percepatan pengeluaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) oleh pemerintah Indonesia guna menjaga stabilitas ekonomi dan pertumbuhan saat ini. Hal ini diperlukan karena saat ini terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah dan keluarnya modal asing sebagai respons terhadap kebijakan suku bunga Amerika Serikat.
Mereka menyadari bahwa untuk menjaga stabilitas ekonomi, tidak cukup hanya dengan kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI). BI sekarang lebih fokus pada mengendalikan pasokan dolar, terutama karena defisit transaksi berjalan yang disebabkan oleh keluarnya modal asing dan penurunan surplus neraca perdagangan. Ini menunjukkan bahwa pengendalian pasokan dolar memerlukan dukungan fiskal.
Bank Indonesia harus berhati-hati dalam menerapkan kebijakan moneter ketat, seperti yang dilakukan oleh Federal Reserve Amerika Serikat, karena inflasi di Indonesia relatif rendah. Sebaliknya, Indonesia masih membutuhkan daya beli yang cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Oleh karena itu, fokus pada belanja negara dalam APBN saat ini dianggap penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memitigasi efek pemilu pada tahun 2024 yang seringkali membuat investor menahan investasinya.
Defisit fiskal saat ini relatif rendah, sekitar 2%, sehingga pemerintah memiliki ruang untuk meningkatkan belanja dalam APBN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Selain itu, pengeluaran pemerintah hingga Agustus tahun ini masih di bawah target, sehingga masih ada potensi untuk mempercepat pengeluaran guna mendukung pertumbuhan.
Selain itu, penting untuk menjaga imbal hasil instrumen investasi yang menarik bagi investor yang dapat menutup perbedaan risiko terutama dalam suku bunga. Seluruh tindakan ini diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan di Indonesia.