Talaud, SULUTVIRAL.COM – Pernyataan kontroversial Wali Kota Manado, Andrei Angouw, mengenai PDRB per kapita Kabupaten Talaud yang terendah di Sulawesi Utara (Sulut) telah memicu reaksi dari Bupati Kepulauan Talaud, Elly Engelbert Lasut.
Pernyataan tersebut viral dan menjadi polemik di media sosial, yang akhirnya mengundang klarifikasi dari Bupati Elly.
Elly Engelbert Lasut menyayangkan pernyataan tersebut, menyebutnya sebagai pernyataan yang keluar dari mulut seorang kepala daerah di Sulut.
Menurutnya, hal ini mengharuskan Wali Kota Manado memberikan klarifikasi terkait maksud sebenarnya dari pernyataan yang telah menjadi sorotan.

“Dalam situasi seperti ini, kita tidak seharusnya memberikan pernyataan yang dapat menggambarkan bahwa Kepulauan Talaud tidak memiliki potensi ekonomi. Bahkan, perbandingan dengan badut yang tidak mau datang ke sini karena tidak ada uang, itu sangat merendahkan,” ujar Elly kepada wartawan pada hari Minggu (17/9).
Bupati Elly menjelaskan bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud sebenarnya memiliki sejumlah indikator kesejahteraan yang patut diperhitungkan.
Ia juga mengklarifikasi pernyataan mengenai PDRB Kabupaten Talaud, yang disebut hanya sekitar Rp 27 juta. Elly mengungkapkan bahwa PDRB memiliki banyak sektor perhitungan, dan jenis PDRB yang dimaksud perlu dijelaskan.
“Kami perlu tahu PDRB jenis apa yang dimaksud oleh Wali Kota Manado. PDRB per kapita Talaud, hingga saat ini, berada di angka Rp 4 juta per bulan untuk setiap orang rata-rata, atau sekitar Rp 48 juta per tahun,” jelas Elly.
Selain itu, Elly menyampaikan bahwa ada berbagai jenis PDRB, seperti PDRB berdasarkan harga konstan dan PDRB pengeluaran, yang semuanya perlu dijelaskan dengan baik oleh seorang Wali Kota Manado ketika mengomentari PDRB Talaud.
“Menurut saya, informasi ini perlu diluruskan agar tidak ada kesalahpahaman bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud benar-benar miskin secara keseluruhan,” tambahnya.
Bupati Elly juga menyoroti data kemiskinan, yang menurutnya menunjukkan angka kemiskinan lebih tinggi di Kota Manado daripada di Kepulauan Talaud.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut tahun 2022 menyebutkan bahwa Talaud memiliki 7,7 ribu penduduk miskin, sementara Manado berkontribusi sebanyak 25,38 ribu jiwa.
“Persentase kemiskinan ekstrem juga lebih tinggi di Manado, dengan angka sebesar 1,87 persen, sedangkan di Talaud hanya 0,14 persen. Oleh karena itu, pernyataan bahwa badut saja tidak mau datang ke Talaud karena tidak ada uang, seharusnya diklarifikasi oleh Wali Kota Manado,” tegas Bupati Elly.
Kontroversi ini menunjukkan pentingnya pemahaman yang cermat mengenai data ekonomi dan sosial suatu daerah sebelum memberikan pernyataan yang dapat memicu perdebatan dan kontroversi di masyarakat.
Kepala daerah di Sulut diharapkan dapat mencari pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ekonomi masing-masing daerah demi memajukan wilayah Sulawesi Utara secara bersama-sama. (Tu-Kang)