VIRAL! Laporan Terkait 4 Ancaman Besar yang Menghantui Indonesia

SULUTVIRAL.COM – Presiden Joko Widodo telah mengingatkan tentang pentingnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin terasa dan berpotensi menyebabkan krisis pangan. Namun, selain masalah ini, Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Wahyu Utomo, mengidentifikasi tiga tantangan lain yang dihadapi Indonesia.

Pertama, adalah geopolitik, dengan ketegangan internasional seperti perang Rusia-Ukraina dan persaingan antara Amerika Serikat dan China yang berdampak pada ekonomi global, inflasi, suku bunga, dan harga komoditas.

Tantangan kedua adalah pandemi. Meskipun Covid-19 telah berakhir, pemerintah harus tetap waspada terhadap potensi pandemi baru dan perubahan tatanan ekonomi pasca-pandemi.

Ketiga, adalah digitalisasi. Indonesia perlu mempersiapkan diri terhadap perubahan tren ekonomi menuju digitalisasi dan memastikan adaptasi sistem ekonomi dalam negeri sesuai dengan tren ini.

Meskipun tantangan ini ada, Wahyu menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi dan peluang dalam menghadapinya, termasuk dalam pengembangan ekonomi hijau yang muncul sebagai dampak perubahan iklim. Adaptasi kebijakan yang mendukung perubahan iklim dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi baru.

Pak Jokowi, China Menyebabkan Ketegangan Bagi Indonesia

SULUTVIRAL.COM – Situasi China saat ini menciptakan ketidakpastian yang perlu diperhatikan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena Indonesia memiliki hubungan perdagangan yang signifikan dengan China. Melihat pelemahan ekonomi China dapat berdampak negatif pada produksi manufaktur dalam negeri Indonesia.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Abdurohman menyampaikan bahwa China adalah mitra dagang utama Indonesia, dengan sekitar 20% dari ekspor Indonesia menuju China. Meskipun ekonomi China masih tumbuh positif hingga kuartal kedua tahun 2023, pertumbuhannya berada di bawah ekspektasi pasar. Diperkirakan bahwa ekonomi China hanya akan tumbuh sekitar 4% hingga akhir tahun.

Abdurohman menjelaskan bahwa meskipun indeks PMI manufaktur China mengalami kenaikan, sektor jasa mengalami penurunan. Permintaan China terhadap produk global mengalami kontraksi, termasuk permintaan domestik. Tekanan ini dipengaruhi oleh faktor permintaan dan pasokan di China.

Tantangan jangka panjang juga muncul dari isu struktural di China. Krisis sektor properti yang dipicu oleh kasus Evergrande berdampak besar pada industri properti dan sektor keuangan. Selain itu, konflik dengan Amerika Serikat juga menjadi faktor yang memengaruhi situasi ekonomi China, terutama dalam hal pemberian subsidi bagi produksi semikonduktor.

Masalah demografi juga menjadi perhatian, dengan populasi China yang semakin menua dan tingkat pengangguran di kalangan pemuda yang tinggi. Hal ini menghambat upaya untuk mendorong konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di China.

Situasi ini menunjukkan bahwa China sedang menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan, dan Indonesia perlu mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi potensi dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.

VIRAL! Tidak Hanya Satu, Ada 4 Petaka yang Terancam RI & Dunia di Era Jokowi!

SULUTVIRAL.COM – Dunia masih menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi, dan Presiden Joko Widodo telah mengungkapkan keprihatinannya tentang perubahan iklim atau climate change dalam beberapa kesempatan. Namun, ada tiga tantangan lain yang dapat menjadi ancaman serius bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

Wahyu Utomo, Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PKAPBN) di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, mengungkapkan bahwa ada empat tantangan utama yang harus dihadapi ke depan.

Pertama, masalah geopolitik menjadi salah satu tantangan utama. Konflik antara Rusia dan Ukraina yang belum terselesaikan dan ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China adalah dua isu besar yang memengaruhi dunia. Ini telah menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, kenaikan inflasi, suku bunga acuan yang naik, dan fluktuasi harga komoditas.

Kedua, masih ada ancaman pandemi meskipun Covid-19 telah berakhir. Dunia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi kembalinya pandemi serupa. Perubahan dalam tatanan sosial dan ekonomi setelah pandemi juga memerlukan perhatian, seperti dorongan untuk pekerjaan yang lebih fleksibel dan upah yang lebih tinggi.

Ketiga, digitalisasi menjadi isu penting. Digitalisasi bisa menjadi ancaman jika tidak dihadapi dengan bijak, tetapi juga dapat menjadi peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi jika sistem ekonomi disesuaikan dengan ekonomi digital.

Terakhir, perubahan iklim adalah tantangan yang sudah terlihat dampaknya. Namun, dalam konteks ini, juga terdapat potensi pengembangan ekonomi hijau sebagai sumber pertumbuhan baru.

Meskipun tantangan-tantangan ini menghadirkan ketidakpastian, Wahyu menyatakan bahwa dengan pembelajaran dari sejarah, kita dapat menghadapinya dengan bijak.