SULUTVIRAL.COM – Seluruh dunia sedang berkomitmen untuk mencapai target nol emisi karbon atau net zero emission (NZE), termasuk Indonesia. Transisi energi dari sumber fosil ke energi baru terbarukan (EBT) menjadi suatu keharusan.
Menurut analis sistem ketenagalistrikan dan energi terbarukan IESR, Alvin Sisdwinugraha, EBT memiliki banyak kelebihan dibandingkan energi fosil. Dari segi lingkungan, EBT lebih bersahabat karena kurang mencemari lingkungan. Dari sisi keandalan, EBT lebih dapat diandalkan karena dapat disesuaikan dengan sumber daya alam lokal.
Meskipun begitu, data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa sebagian besar energi Indonesia masih berasal dari fosil. Porsi energi primer dari batu bara dan minyak bumi masih mendominasi, sementara EBT hanya mencapai sekitar 12,3 persen.
Indonesia memiliki potensi EBT yang besar, mencapai total 3.687 GW. Potensi ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan meliputi berbagai jenis energi terbarukan seperti hidro, surya, angin, laut, dan panas bumi, serta bioenergi.
Pemerintah telah menetapkan target untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi primer menjadi 23 persen pada 2025 dan minimal 31 persen pada 2030. Menteri ESDM, Arifin Tasrif, bahkan menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara akan berakhir pada tahun 2058.
Meskipun transisi ke EBT menjadi keniscayaan, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, termasuk masalah kelebihan kapasitas listrik dari sumber fosil dan masalah pembiayaan. Untuk mencapai target, Indonesia harus menambah kapasitas EBT sekitar 3-4 GW setiap tahun, sementara juga harus mengatasi kelebihan kapasitas dari sumber fosil.
Pemerintah dan PLN telah mengambil berbagai langkah, termasuk penguatan regulasi, pembangunan PLTS atap, dan perjanjian dengan perusahaan-perusahaan energi bersih. Semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, BUMN, swasta, akademisi, masyarakat, asosiasi, dan media, harus berkolaborasi untuk mewujudkan transisi energi ini.
Dengan kerja sama yang kuat dan partisipasi semua pihak, Indonesia bisa mencapai target transisi ke energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon secara signifikan.