Polemik WNA, Kemenkumham Sulawesi Utara Apresiasi Langkah Panglima Yosua GMIM

Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi, Ronald Lumbuun, mengungkapkan apresiasi terhadap tindakan Panglima Panji Yosua Pria Kaum Bapa (PKB) Sinode GMIM, James Sumendap, yang menerima permohonan maaf dari Warga Negara Asing (WNA) Amerika Serikat, Tony James Keene, terkait protesnya terhadap kebisingan toa di Gereja GMIM Patmos Bunaken. Lumbuun menjelaskan bahwa tindakan ini mencerminkan ajaran Kristiani tentang pengampunan dan kasih.

Lumbuun juga menggarisbawahi pentingnya menjaga toleransi dan kebhinekaan di Sulawesi Utara, yang dikenal sebagai Laboratorium Kebhinekaan. Dia menghimbau WNA yang tinggal di Sulut untuk beradaptasi dengan budaya lokal dan menjaga toleransi.

James Sumendap, dalam pernyataannya sebelumnya, awalnya berencana melaporkan masalah ini kepada kepolisian. Namun, setelah Tony James Keene meminta maaf dan gereja mengajarkan kasih, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan tindakan hukum.

Meskipun telah memberikan maaf, James Sumendap tetap memberikan peringatan kepada WNA dan warga Indonesia bahwa Panji Yosua PKB GMIM akan berada di garda terdepan untuk melindungi gereja jika ada upaya merusaknya.

Awal mula protes Tony James Keene adalah karena pengeras suara gereja yang digunakan di Pulau Bunaken, Manado, Sulawesi Utara. Dia merasa terganggu dengan pengeras suara yang meminta sumbangan uang. Namun, setelah permintaan maaf dan penyelesaian damai, Tony James Keene berharap agar gereja dan anggotanya menerima permintaan maafnya dan menghormati masyarakat Bunaken yang baik hati.

Dalam konteks ini, Sulawesi Utara menghadapi situasi yang menguji toleransi dan keberagaman di wilayah tersebut, dan tindakan damai serta pengampunan menjadi langkah positif dalam menjaga kerukunan sosial.