VIRAL! Menteri Keuangan Mendukung Peningkatan Kinerja Sektor Migas di Indonesia

SULUTVIRAL.COM – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Acara The 4th International Convention on Indonesian Oil and Gas 2023 di Bali mengungkapkan bahwa sektor minyak dan gas (migas) menghadapi tekanan yang signifikan sebagai sumber energi utama. Migas menjadi komoditas strategis dalam geopolitik dan juga menjadi fokus aktivis perubahan iklim.

Indonesia, sebagai negara besar dengan potensi migas yang besar, harus menghadapi tantangan geopolitik dan perubahan iklim secara seimbang. Pemerintah berkomitmen untuk mendukung kinerja migas di Indonesia dengan menggunakan alat fiskal seperti insentif perpajakan, subsidi konsumen, dan perbaikan regulasi.

Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa pemerintah sedang melakukan perbaikan dalam hal data dan transparansi sumber daya migas di Indonesia. Beberapa peraturan juga direvisi untuk mempertimbangkan teknologi baru, termasuk penggunaan teknologi carbon capture untuk menjaga ketahanan energi sambil mengurangi emisi karbon.

Selain itu, Sri Mulyani menekankan pentingnya merancang dan melaksanakan transisi energi untuk ekonomi Indonesia dan global, karena teknologi terus berkembang. Pemerintah berkomitmen untuk terus menyempurnakan peta jalan energi.

VIRAL! Indonesia dan Malaysia Sepakat dalam Penyimpanan Karbon Migas

SULUTVIRAL.COM – Pemerintah Indonesia dan Malaysia telah sepakat untuk menjalankan teknologi penyimpanan dan penangkapan karbon, terutama dalam sektor migas. Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, mengungkapkan bahwa kedua negara telah mengambil langkah-langkah dalam mengembangkan teknologi ini, seperti Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

Tutuka juga menjelaskan bahwa negara lain di Asia Pasifik, seperti Thailand, juga tengah merencanakan regulasi atau undang-undang terkait penyimpanan karbon. Ini menunjukkan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu pendukung utama teknologi CCS/CCUS di kawasan Asia Tenggara.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, menyoroti potensi besar penyimpanan karbon di Indonesia, yang mencapai 400 Giga Ton CO2. Potensi ini dianggap sebagai peluang bisnis dan investasi yang signifikan.

Selain itu, investasi dari Asia dalam teknologi CCS juga telah mencapai sekitar US$ 1,2 miliar, yang akan semakin meningkat seiring dengan fokus Indonesia dalam mengembangkan teknologi ini. Dengan demikian, Indonesia berpotensi memainkan peran utama dalam investasi teknologi CCS/CCUS di Asia.

Kesepakatan antara Indonesia dan Malaysia dalam mengembangkan teknologi penyimpanan dan penangkapan karbon ini menunjukkan komitmen keduanya untuk mengatasi masalah lingkungan, terutama dalam industri migas yang memiliki dampak signifikan terhadap emisi karbon dioksida.