VIRAL! Kemendikbudristek Dorong Pemulihan Kehidupan Laut Manado

SULUTVIRAL.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama TNI Angkatan Laut bekerja sama untuk menghidupkan kembali warisan budaya bahari yang kaya di masyarakat Manado, Sulawesi Utara, melalui penyelenggaraan Lomba Perahu Layar.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Sulawesi Utara, Sri Sugiharta, menjelaskan bahwa wilayah Sulawesi Utara memiliki sejarah yang erat dengan jalur perdagangan rempah-rempah di masa lalu, yang membuat penggunaan perahu layar sangat penting.

Walaupun saat ini nelayan tidak lagi bergantung pada rempah-rempah sebagai komoditas utama, Lomba Perahu Layar diharapkan dapat membantu dalam melestarikan pengetahuan dan teknologi tradisional perahu layar ini. Upaya ini termasuk dalam mewariskan pengetahuan tersebut kepada generasi muda.

Selain itu, Lomba Perahu Layar juga bertujuan untuk mendorong nelayan kembali menggunakan layar sebagai alat penggerak kapal, yang lebih ramah lingkungan daripada mesin tempel dengan solar yang banyak digunakan saat ini.

Lomba ini diikuti oleh 140 nelayan dengan 70 perahu layar, dan rutenya melibatkan pantai-pantai di daerah tersebut. Hadiah diberikan kepada peserta tercepat, dengan total dana apresiasi sebesar Rp220 juta. Lomba ini menjadi momen penting untuk mengenalkan pengetahuan dan teknologi perkapalan tradisional kepada generasi muda dan masyarakat Sulawesi Utara.

VIRAL! Lomba Perahu Layar Sukses dengan 140 Nelayan di Manado

SULUTVIRAL.COM – Lomba Perahu Layar yang sukses diadakan di Manado, Sulawesi Utara, pada tanggal 24 September 2023. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan TNI Angkatan Laut.

Pemilihan Manado sebagai lokasi Lomba Perahu Layar memiliki konteks sejarah yang signifikan. Wilayah ini dahulu merupakan bagian dari Jalur Rempah pada masa lalu, dan perahu layar merupakan alat transportasi tradisional masyarakat Sulawesi pada masa tersebut. Oleh karena itu, Lomba Perahu Layar diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengenalkan sejarah dan membangkitkan kesadaran akan warisan nenek moyang.

Selain itu, Lomba Perahu Layar juga memiliki tujuan untuk mendorong nelayan agar kembali menggunakan layar sebagai alat penggerak kapal, dengan pertimbangan efisiensi dan ramah lingkungan karena layar digerakkan oleh angin. Acara ini diikuti oleh 140 nelayan dengan 70 perahu layar dari berbagai kelompok nelayan di Sulawesi Utara.

Lomba dimulai dari Pantai Karangria, menuju Bunaken, dan kembali ke Pantai Karangria sebagai garis finish. Total hadiah senilai Rp220.000.000 diberikan kepada enam peserta tercepat dari lima kategori. Meskipun komoditas utama nelayan saat ini bukan rempah-rempah, Lomba Perahu Layar diharapkan dapat membantu melestarikan pengetahuan dan teknologi perahu layar tradisional di kalangan nelayan.