Mengejar Pertumbuhan Pariwisata: Perluasan Destinasi di Indonesia

“Pengembangan Destinasi Wisata Penting untuk Industri Pariwisata Indonesia”
Dalam sebuah diskusi di ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) yang diselenggarakan di Jakarta, Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Dony Oskari, berbicara tentang pentingnya mengembangkan destinasi wisata di Indonesia. Menurutnya, industri pariwisata tidak bisa hanya mengandalkan promosi pariwisata semata, tetapi juga harus fokus pada pengembangan destinasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa, meskipun pandemi telah berlalu, minat masyarakat untuk berkunjung ke destinasi pariwisata masih sama seperti sebelumnya, yaitu ingin merasakan pengalaman langsung di tempat-tempat wisata.

Dony juga menyebutkan bahwa InJourney saat ini aktif terlibat dalam pengembangan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Indonesia, seperti Labuan Bajo, Likupang, Borobudur, Danau Toba, dan Mandalika. Pengembangan destinasi pariwisata melibatkan berbagai aspek, seperti konektivitas, akomodasi, fasilitas, dan lain-lain, sehingga memerlukan kolaborasi antarsektor.

Dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata, beberapa proyek telah terwujud, seperti pembangunan akses jalan ke KEK Mandalika dan perluasan terminal dan landasan pacu bandara. Dony juga menekankan pentingnya kerjasama antar-negara anggota ASEAN dan Indo Pasifik dalam pengembangan destinasi pariwisata, seperti kolaborasi dengan negara-negara seperti Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand dalam pengembangan KEK Kesehatan Sanur.

Pengembangan destinasi wisata adalah langkah penting untuk menggerakkan industri pariwisata Indonesia dan menarik lebih banyak wisatawan ke negara ini.

Kerjasama ASEAN Indo-Pacific Kunci Kebangkitan Pariwisata Indonesia

SULUTVIRAL.COM – Tingkat keterbacaan dalam artikel ini masih kurang baik, dan perlu ditingkatkan agar pembaca dapat lebih mudah memahami isi artikel. Berikut adalah versi yang diperbaiki untuk meningkatkan keterbacaan:

“PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), atau yang lebih dikenal sebagai InJourney, baru-baru ini mengambil bagian dalam pelaksanaan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) di Jakarta pada tanggal 5-6 September 2023. InJourney mengungkapkan keyakinan bahwa kolaborasi dalam AIPF dapat menjadi kunci untuk mengembangkan industri pariwisata Indonesia.

Dalam pernyataannya, Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, menyatakan bahwa industri pariwisata Indonesia kini mulai pulih setelah pandemi. Namun, ia menyoroti adanya perubahan signifikan dalam dinamika industri ini setelah pandemi COVID-19.

Menurut Dony, minat masyarakat dalam melakukan perjalanan wisata sebelum dan setelah pandemi tidak terlalu berbeda. Masyarakat tetap memiliki keinginan untuk berkunjung langsung ke destinasi pariwisata dan merasakan pengalaman langsung di sana. Namun, ia menekankan bahwa saat ini promosi pariwisata saja tidak lagi cukup (berbasis pemasaran), melainkan juga harus diimbangi dengan pengembangan destinasi pariwisata yang lebih baik.

Dony juga menyatakan bahwa InJourney telah menjadi salah satu pendorong utama dalam memajukan sektor aviasi dan pariwisata di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan memperkuat kerjasama antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah, dan sektor swasta dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata.

Selain itu, InJourney juga berperan aktif dalam pengembangan dan aktivasi lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) seperti Labuan Bajo, Likupang, Borobudur, Danau Toba, dan Mandalika. Dony menganggap pengembangan destinasi pariwisata ini sangat penting bagi perkembangan industri pariwisata dan harus melibatkan berbagai sektor terkait.

Dalam konteks ini, Dony memberikan contoh tentang pembangunan infrastruktur seperti jalan bypass untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang telah mendukung pelaksanaan event MotoGP, serta upaya perluasan terminal dan landasan pacu bandara oleh PT Angkasa Pura I untuk meningkatkan fasilitas penerbangan.

Dony juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara BUMN, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam acara seperti KTT ASEAN yang diadakan di Labuan Bajo. Ia juga menggarisbawahi pentingnya kerjasama antara negara-negara ASEAN Indo-Pacific.

Selanjutnya, Dony menjelaskan proyek KEK Kesehatan Sanur yang melibatkan kerjasama dengan Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand untuk menyediakan fasilitas layanan kesehatan tingkat nasional yang memiliki fasilitas terkini. Proyek ini mencakup berbagai fasilitas termasuk akomodasi, pusat konvensi, pusat UMKM, serta berbagai fasilitas kesehatan internasional.

Dony berencana untuk mengoperasikan KEK Kesehatan Sanur pada akhir tahun 2024 dan berkomitmen untuk terus membangun konektivitas dengan negara-negara ASEAN Indo-Pacific.

Menteri BUMN, Erick Thohir, juga menggarisbawahi pentingnya sektor pariwisata dan industri kreatif dalam pemulihan ekonomi dan penciptaan ekosistem yang mendukung sektor ini. Ia menjelaskan bahwa pembentukan InJourney merupakan langkah dari pemerintah untuk mengoptimalkan peran BUMN dalam sektor pariwisata.

Erick menambahkan bahwa pembentukan holding BUMN pariwisata dan pendukung diharapkan dapat mempercepat pengembangan, meningkatkan daya saing sektor pariwisata, serta mempromosikan kolaborasi lintas sektor yang terintegrasi.